Sabtu, April 26, 2014

Menepis Kegelisahan Hati




Kadang perasaan resah muncul mengingat usia yang semakin lama semakin bertambah, dan mungkin beberapa orang menganggapnya sudah sangat cukup umur untuk menikah. Satu kata yang membuatku berpikir dan membayangkan banyak hal. Sekarang usiaku sudah hampir menginjak angka 21. Menurut sudut pandang beberapa orang, apalagi di daerah pedesaan, wanita umur segitu sudah sangat cukup umur untuk menikah. Dan terbukti pula teman-teman SMA ku yang wanita banyak yang sudah menikah.
“Pacar saja belum punya”. Mungkin ada beberapa orang disekitarku yang berfikir terlalu ekstrim seperti itu. Pada kenyataannya memang benar kalau sampai umur segini, aku tak kunjung punya pacar. Menurutku banyak faktor yang menyebabkan hal ini. beberapa diantaranya yaitu karena dulu pernah kecewa dengan seseorang yang pernah menjadi pacar pertamaku, sadar akan kemadhorotan menjalin hubungan yang namanya ‘pacaran’, kecewa dengan sosok yang pernah benar-benar dicintai namun belum mampu bersama, serta masih susah move on dari sosok itu. Yang terakhir ini yang masih cukup parah. Sampai sekarang dalam hati masih berharap dia kan bersama denganku suatu saat nanti.
Sempat dalam hati berfikir dan merasa, mungkinkah dalam diri ini tiada sesuatu yang menarik dan istimewa untuk orang lain terutama laki-laki. Mungkin dari segi fisik aku tak terlihat cukup menarik dari pada wanita diluar sana. Namun menjadi cantik dari segi fisik itu bisa diatur dan diubah jika aku mau. Sekarang klinik kecantikan sangat banyak, aku bisa saja melakukan berbagai treatment agar bisa tampil cantik dan lebih menarik, namun kadang itu terlalu berlebihan karena cukup mahal dan berat jika disesuaikan dengan kantongku. Menjadi sederhana dan cantik apa adanya adalah pilihanku. Banyak orang berkata kalau wanita itu bisa terlihat cantik dari pancaran hatinya.
Nah karena itu pulalah aku ingin memperbaiki diri dimulai dari dalam hati. Ini bukan tugas yang mudah, cukup berat dan sangat berat kadang-kadang. Kita tau kan kalau hati manusia itu mudah berubah, kadang suka tiba-tiba saja benci. Saat yakin kadang-kadang muncul rasa ragu. Jadi perlu ditanamkan keyakinan yang kuat untuk menghadapi badai yang menyerang keyakinan hati di kehidupan ini.
Sekarang ini, keraguan yang aku rasakan adalah salah satu badai keyakinan itu. Aku mulai takut jika Allah akan lama mempertemukan aku dengan jodohku. Pemikiran ini terasa bodoh saat aku sadar bahwa semua yang terjadi di dunia ini telah sesuai kehendak dan takdir-Nya. Semua telah ada waktunya sendiri-sendiri. Selama aku masih punya Allah, tak ada yang tak bisa aku hadapi di dunia ini. Keyakinan itu kucoba tanamkan kuat dalam dada.
Saat aku melihat teman-teman wanitaku yang satu persatu mulai mengakhiri masa lajangnya, aku selalu bergumam “Ini adalah waktu yang telah ditentukan oleh Allah untuk mereka bertemu dengan jodohnya, dan aku pasti akan menemui waktu seperti ini suatu hari nanti. Menebar senyum pada semua tamu yang hadir, berhiaskan pakaian yang indah dan rias wajah yang cantik nan jelita, serta menerima banyak ucapan selamat dari banyak orang dan teman-teman. Mereka memandangi sang pengantin dengan penuh rasa heran dan kagum karena melihat sang pengantin sangat cantik di hari ini. Dan yang paling membuat para tamu penasaran adalah tentang siapa yang menjadi pendampingku. Aku yakin di benak mereka akan muncul banyak opini dan praduga setelah melihat pendampingku nanti. Mungkin ada yang bilang dia biasa-biasa saja, atau dia terlihat cocok untukku, atau bahkan dia terlalu ganteng untukku. Ah...apapun omongan mereka, aku bahagia hari ini dia adalah suamiku setelah akad nikah dilaksanakan. Iya, akulah yang terpilih dari milyaran wanita diluar sana, dan aku memang diciptakan untuk-Nya. Dialah Jodohku.” Sambil tersenyum sendiri menghayati gumaman hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar