Kadang
perasaan resah muncul mengingat usia yang semakin lama semakin bertambah, dan
mungkin beberapa orang menganggapnya sudah sangat cukup umur untuk menikah.
Satu kata yang membuatku berpikir dan membayangkan banyak hal. Sekarang usiaku
sudah hampir menginjak angka 21. Menurut sudut pandang beberapa orang, apalagi
di daerah pedesaan, wanita umur segitu sudah sangat cukup umur untuk menikah.
Dan terbukti pula teman-teman SMA ku yang wanita banyak yang sudah menikah.
“Pacar
saja belum punya”. Mungkin ada beberapa orang disekitarku yang berfikir terlalu
ekstrim seperti itu. Pada kenyataannya memang benar kalau sampai umur segini,
aku tak kunjung punya pacar. Menurutku banyak faktor yang menyebabkan hal ini.
beberapa diantaranya yaitu karena dulu pernah kecewa dengan seseorang yang
pernah menjadi pacar pertamaku, sadar akan kemadhorotan menjalin hubungan yang namanya
‘pacaran’, kecewa dengan sosok yang pernah benar-benar dicintai namun belum
mampu bersama, serta masih susah move on dari sosok itu. Yang terakhir ini yang
masih cukup parah. Sampai sekarang dalam hati masih berharap dia kan bersama
denganku suatu saat nanti.
Sempat
dalam hati berfikir dan merasa, mungkinkah dalam diri ini tiada sesuatu yang
menarik dan istimewa untuk orang lain terutama laki-laki. Mungkin dari segi
fisik aku tak terlihat cukup menarik dari pada wanita diluar sana. Namun
menjadi cantik dari segi fisik itu bisa diatur dan diubah jika aku mau.
Sekarang klinik kecantikan sangat banyak, aku bisa saja melakukan berbagai treatment
agar bisa tampil cantik dan lebih menarik, namun kadang itu terlalu berlebihan
karena cukup mahal dan berat jika disesuaikan dengan kantongku. Menjadi
sederhana dan cantik apa adanya adalah pilihanku. Banyak orang berkata kalau
wanita itu bisa terlihat cantik dari pancaran hatinya.
Nah
karena itu pulalah aku ingin memperbaiki diri dimulai dari dalam hati. Ini
bukan tugas yang mudah, cukup berat dan sangat berat kadang-kadang. Kita tau
kan kalau hati manusia itu mudah berubah, kadang suka tiba-tiba saja benci.
Saat yakin kadang-kadang muncul rasa ragu. Jadi perlu ditanamkan keyakinan yang
kuat untuk menghadapi badai yang menyerang keyakinan hati di kehidupan ini.
Sekarang
ini, keraguan yang aku rasakan adalah salah satu badai keyakinan itu. Aku mulai
takut jika Allah akan lama mempertemukan aku dengan jodohku. Pemikiran ini
terasa bodoh saat aku sadar bahwa semua yang terjadi di dunia ini telah sesuai
kehendak dan takdir-Nya. Semua telah ada waktunya sendiri-sendiri. Selama aku
masih punya Allah, tak ada yang tak bisa aku hadapi di dunia ini. Keyakinan itu
kucoba tanamkan kuat dalam dada.
Saat
aku melihat teman-teman wanitaku yang satu persatu mulai mengakhiri masa
lajangnya, aku selalu bergumam “Ini adalah waktu yang telah ditentukan oleh
Allah untuk mereka bertemu dengan jodohnya, dan aku pasti akan menemui waktu
seperti ini suatu hari nanti. Menebar senyum pada semua tamu yang hadir,
berhiaskan pakaian yang indah dan rias wajah yang cantik nan jelita, serta
menerima banyak ucapan selamat dari banyak orang dan teman-teman. Mereka
memandangi sang pengantin dengan penuh rasa heran dan kagum karena melihat sang
pengantin sangat cantik di hari ini. Dan yang paling membuat para tamu
penasaran adalah tentang siapa yang menjadi pendampingku. Aku yakin di benak
mereka akan muncul banyak opini dan praduga setelah melihat pendampingku nanti.
Mungkin ada yang bilang dia biasa-biasa saja, atau dia terlihat cocok untukku,
atau bahkan dia terlalu ganteng untukku. Ah...apapun omongan mereka, aku
bahagia hari ini dia adalah suamiku setelah akad nikah dilaksanakan. Iya, akulah
yang terpilih dari milyaran wanita diluar sana, dan aku memang diciptakan
untuk-Nya. Dialah Jodohku.” Sambil tersenyum sendiri menghayati gumaman hatiku.
0 komentar:
Posting Komentar