Minggu, Desember 10, 2017

November Pain


Ia yang gagah
Ia yang kuat
Ia yang terlihat tegas,
Namun punya senyum yang ramah
Malam ini ia menangis,  meraung,  menahan
Air mata nya tak menetes

Namun nama Rabb nya berkali-kali terdengar ia ucapkan
Desah kesakitan dan raungannya memecah sadarku
Aku tak kuasa melihatnya kesakitan
Aku tak pernah membayangkan kesakitannya
Rasanya menusuk jantungku begitu dalam
Meruntuhkan ruang persembunyian air mataku

Kamis, November 02, 2017

Dua Musim Dua Manusia

Angin terdengar gelisah
Namun kerlip hangat lampu kamar tetap ceria
Lalu mataku dan langit-langit kamar seakan beradu pandang, tanpa kedip
“Ku ingin kau menjadi istriku”
Lagu itu terdengar hangat di telingaku
Wajahnya lalu muncul di sela-sela gelap kerlip lampu

Aku tersenyum mengingat perjalanan ini
Di antara rinai hujan di malam hari
Dan matahari yang membakar siang itu
Lalu dua musim berlalu

Minggu, Agustus 27, 2017

Uang Panai’ Bukan Untuk Membeli Kami



Uang panai’, mungkin sudah ada yang pernah mendengar ini. Sebab tradisi ini cukup kontroversional bagi sebagian orang, karena banyak membuat pasangan yang saling mencintai akhirnya gagal menikah. Sebab tuntutan uang Panai’ yang begitu mahal, dan pihak laki-laki tak mampu mengabulkannya. Sebelumnya, mari saya sedikit jelaskan artinya sekaligus asal usulnya sahabat. 

Uang panai’ adalah sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap norma dan strata sosial. Uang panai’ tidak termasuk mahar yang diberikan calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Uang panai’ digunakan sebagai uang adat namun sudah dianggap sebagai kewajiban dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga. Sebenarnya adat seperti itu bukan hanya milik orang Bugis-Makassar, tapi ada juga yang serupa di suku Nias, Banjar, dan lainnya. Mereka menyebutnya “Jujuran”. Di tempat lain ada juga yang menyebutnya dengan “seserahan”. Adat ini sudah ada jauh sebelum agama Islam masuk ke Indonesia. (sumber: kaltimoke.com)

Senin, Agustus 21, 2017

Tentang Kesyukuran

“Jika hatimu tak kau penuhi dengan kesyukuran, maka kau sebenarnya dekat dengan kekufuran.”
Dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan, barang siapa yang mau bersyukur, maka Allah akan tambahkan nikmat. Namun jika sebaliknya, Allah telah memperingatkan tentang adzab nya yang pedih. 

Minggu, Agustus 13, 2017

Perjalanan Seperempat Abad



Sudah berapa lama kamu mendiami bumi ini? Menatap pagi dan melewati malam sunyi?Dari mulai lemah tak berdaya, dan apa-apa harus ibu, sampai kau mampu berjalan dan berlari bahkan melompat tinggi? Mulai mengerti nama benda sekitar satu persatu sampai bisa menggunakannya dengan baik sekarang. Merasakan membosankannya sekolah dan PR, merasakan bahagianya hari libur semester yang panjang, hingga lelahnya bekerja mencari uang?
 Aku pernah melewati semua itu. Dan aku memasuki masa seperempat abad usiaku. Ketika semua hal bisa menjadi rumit, aku menjadi berhati-hati untuk setiap keputusan, untuk cita-cita yang masih aku rintis atau bahkan belum juga aku memiliki kesempatan sama sekali mewujudkannya.

Sabtu, Mei 27, 2017

Pada Angka 3, Aku Merindui-Mu

Aku menyukai angka 3 kala ayam berkokok
Aku menyukai waktu yang menunjukan waktu di angka 3
Kala bumi masih gelap dan sepi
Namun fajar bersiap menyingsing

Aku menyukai waktu itu
Kala aku bisa bebas berbisik pada bumi
Aku menyukai waktu itu
Kala  malaikat berseliweran mengamini doa makhluk bumi

Sabtu, April 29, 2017

Sleeping Sad


Angin berhembus sendu dari luar jendela kamarnya. Menerpa pipi dinginnya yang menghangat karna hujan di ujung matanya. Setiap berapa detik air matanya mengalir deras, dan bibirnya bergetar. Nafasnya terdengar cukup keras, seakan ada yang tertahan di dadanya. Kasur empuk dan bantal di peluknya sudah seperti sandaran nyaman untuk tubuh lemahnya, namun lebih lemah hatinya saat itu.  


Matanya terpejam dan terbuka, ia diantara sadar dan lelap. Namun hatinya tetap terasa porak poranda oleh kenyataan. Ia memilih tertidur lelap berharap mimpinya mampu menghapus kepahitan kenyataan. Yang ia tahu mimpi selalu lebih indah dari kenyataan yang harus ia hadapi. Lama-lama ia terlelap, kamarnya hening dan nafasnya mulai teratur. Detik jam dinding terdengar seperti hitungan waktu mundur yang mengantarnya pada sebuah mimpi. Pipinya masih basar oleh air mata dan mulai mengering oleh angin lembut disekitarnya yang bagai menjelma seperti usapan manja malaikat penjaganya.

Minggu, April 02, 2017

2 pm, 2 am

Dua hari yang selalu ia tunggu dalam seminggu
Dua hari yang selalu ia harapkan mekar bak mawar
Dua hari yang selalu ia impikan jadi waktu terbaiknya
Dua hari yang selalu ia harapkan menjadi sumber menulis sajak di dirinya

Ia menyimpan dua harapan di dua hari itu
Ia menyimpan dua hari untuknya yang istimewa
Ia tersenyum sepanjang waktu di dua hari itu
Ia bahkan tak membenci malam dua hari itu yang biasanya sunyi menyesakkan 

Rabu, Maret 22, 2017

Catatan Kecil Adera bagiku di Suatu Sore

         Sepulang kerja kadang aku merasa butuh memuaskan diri dengan bernafas dalam dan mengeluarkannya perlahan. Membuang pandanganku pada langit sore dari balik jendela di depan kursi ku menyandarkan punggungku. Satu dua hal terlintas di kepala. Cita-cita, cinta dan banyak hal yang masih saja berupa angan dan belum juga ku capai. Sedang waktu tak mau berkompromi dengan lambatnya langkah kakiku. Terkadang mengingatnya membuat hati merasa perih dan merasa tak berguna. 

        Aku mulai menyetel lagu dari MP3 di smartphone ku. Salah satu lagu dari penyanyi kesukaanku. Lirik demi lirik serasa menampar anganku dan diriku.

Stududu~ 
Bila ingin hidup damai di dunia
Bahagialah dengan apa yang kau punya
Walau hatimu merasa
Semua belum sempurna sebenarnya
Kita sudah cukup semuanya

Minggu, Maret 19, 2017

Terjebak dalam sudut pandang (2)

        Pernah aku duduk dengan nyamannya. Di satu titik yang selalu aku cari untuk memandangimu dengan bahagia dan kesiapan penuh akan badai. Dengan tanpa terasa panas akan sengatan matahari siang, ataupun dinginnya udara malam. Aku pernah dengan nyamannya melupakan luka yang masih selalu ku ingat meski ribuan senja telah berlalu. 

      Aku ingin mengikuti langkah kakimu, tapi hatiku tak bisa berjalan satu langkah dibelakangmu, ataupun sejajar dengan langkah kakimu. Hujan mengguyur sekujur tubuh kita. Kau memintaku berteduh ke gubug kecil itu. Namun aku ingin berbalik arah dengan menerjang hujan dan bersembunyi ke bangunan yg aku sebut “dunia impian” bagiku. 

Sabtu, Februari 11, 2017

Tumpukan Doa di antara Hujan

 

Adalah hujan, pemandangan yang setia tampak di setiap hari di bulan kedua tahun ini. Dia sering datang ditemani angin sepoi-sepoi bahkan angin kencang hingga menjadi badai. Terkadang menumbangkan pepohonan di tepi jalan dan membuat kemacetan panjang di antara para pengendara yang sedang buru-buru mengejar waktu aktivitas mereka.

Adalah hujan, pemandangan yang selalu aku nikmati di balik pintu kaca dimana aku beraktivitas seharian bersama tumpukan pekerjaan seorang karyawan. Beberapa kali ia  datang begitu lebat atau sesekali hanya rintikan air yang sekilas terlihat seperti hujan salju pertama bagiku.

Sabtu, Februari 04, 2017

Karena Aku Terlalu Mencintaimu


Karena aku terlalu mencintaimu 
Hanya sepertiga hembusan nafasku mengingat-Nya
Karena aku terlalu mencintaimu
Langkah kakiku lebih banyak mengikutimu

Senin, Januari 09, 2017

Belalang di Ilalang

Ilalang Ilalang
Berdiri tinggi bergoyang-goyang terdorong angin
Tergoyang ke kanan dan ke kiri
Mereka tak tumbang terkena badai
Hanya saja ia terlalu lunglai untuk di singgahi belalang

Minggu, Januari 08, 2017

Perjalanan "Sendirian" hingga Senja

Udara terasa panas siang itu, langit terlihat biru dan matahari sinarnya terik. Tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu mendung dan hujan. Aku pikir weekend selalu menjadi kesempatan paling Asyik untuk menyenangkan diri. Entah sekedar nongkrong dan ngopi bersama sahabat atau jalan-jalan ke pusat kota. 

Kali ini aku begitu ingin sendirian, melakukan perjalanan sendirian, melihat-lihat sendirian, dan berputar-putar di sekitar sendirian. 

Minggu, Januari 01, 2017

Catatan Pertama 2017

Malam menuju tahun baru ditandai dengan masuknya jam 00:00 tepat tanggal 1 Januari 2017 tahun ini. Para manusia gegap gempita berkumpul di tempat-tempat tertentu seperti alun-alun kota untuk merayakan masuknya tahun baru dengan melihat kembang api bersama. Bagi mereka mungkin itu adalah moment yang benar-benar menyenangkan untuk ditunggu dan disaksikan. Hal yang belum pernah aku lakukan, dan mungkin tak pernah ingin melakukannya.