Cerita Panjang si Eksim dan Kulit Sensitifku

Jadi bukan perasaanku saja ya yang sensitif. Kulitku juga. Hihihi...

Karena saking sudah gak tahannya sama gatal yang gak kunjung sembuh di bagian tangan dan kaki, bahkan samapi seluruh badan terhitung mulai bulan ramadhan kemarin akhirnya aku putuskan memeriksakannya ke dokter spesialis kulit.

Jadi kenapa aku menunda periksa ke dokter spesialis kulit, jawabannya manusiawi kok. Dokter Spesialis sekali periksa 300-400 rb, jadi masih mikir-mikir. Kalau gatalnya masih bisa ditahan dan masih bisa diperiksakan ke dokter umum kenapa harus ke dokter spesialis. Namanya juga ikhtiyar dulu ya, hahaha....

Pas bulan ramadhan kan alhamdulillah THR cair, jadi bisa buat periksa ke spesialis kulit. Hahaha... Sebenernya bisa gunain fasilitas BPJS yang aku punya, cuma periksanya kan harus di RS dan waktunya pagi. Sementara untuk ijin kerja pagi juga lumayan susah, dan antri di RS nya juga bikin ogah. Lebih nyaman periksa ke dokter kulit yang buka praktek pribadi, karena bisa nyesuain jadwal kerjaan.dan antrinya gak separah di RS.

Sebelum itu aku mau cerita dulu cerita panjang sejarah kulit sensitif aku.Sebenarnya sudah dari awal tahun kulitku bermasalah, cuma memang sembuh sebentar, satu atau dua minggu kumat lagi. Dan emang tahun-tahun sebelumnya juga sering kena gatal eksim kering di kaki, dan kumatnya tiap musim kemarau, soalnya kan udara kering banget, kulit jadi kering dan mudah kena iritasi dan bakteri. Namun sejak akhir-akhir tahun 2107, eksimnya berubah basah. Waktu aku periksain ke dokter umum yang sudah senior katanya penyebabnya alergi. Padahal aku gak punya alergi makanan apapun masak iya tiba-tiba jadi alergi makanan.

Nah ditahun 2018 ini entah kenapa kulit makin sensitif parah, gak terhitung berapa kali aku bolak balik ke dokter umum buat periksa kulit. Paling parah emang beberapa bulan lalu, dalam dua bulan aku balik ke dokter umum sampe 5 kali. Dan itu belum sembuh dan sampe pernah gak berkurang sama sekali gatalnya. Sampai akhirnya aku frustasi tak biarin aja mau gatal kayak gimana. Dan gak mau periksa dokter sama konsumsi obat lagi maupun pake salep. Karena aku mikir, kalau di obatin kimiawi bisa-bisa bakteri maupun jamur jadi kebal sama obat dan salep yang aku pake.

Lalu akhirnya aku putuskan mengimbangi pengobatan sama ikhtiar obat tradisional. Siapa tahu itu malah obatnya. Dengan pake godokan air daun sirih, dibasuhkan ke seluruh badan dan jangan dibilas sampai 1 jam. Aku sampai rutin tiap hari buat itu dan kalau masih sisa aku simpan di kulkas. Nanti kalau serangan gatal tiba-tiba datang, aku basuh aja. Dan emang berkurang, meski datang lagi nanti.

Tapi karena emang dasar aku gak sabaran ya sama gatal yang aku rasain,akhirnya aku beliin salep kaya yang pernah diresepin dokter dulu dan sempet bikin sembuh, namanya “Skizon”. Dan sempet cari info ke teman-teman yang mungkin pernah ngalamin gatal yang sama. Dan ditunjukin satu obat minum namanya “ketoconazole. Katanya itu cocok untuk yang kena eksim gak sembuh-sembuh.   

Lalu aku coba konsumsi obat itu selama hampir dua minggu dan rutin pake salep skizon tiap sebelum tidur. Alhamdulillah sekitar seminggu itu eksim basahnya mulai kering. Awalnya separah ini lho (lihat gambar dibawah paragraf ini)... dan sama sekali saat kondisi kulitku separah itu aku gak bisa kena detergen, maupun sabun atau sampo yang mengandung detergen. Mandiku hanya pakai sabun bayi. Dan untuk mengaplikasikan facial wash merk pasaran aja sering perih banget kalau kena gatal yang udah berubah jadi eksim basah. Dan yang bisa bikin rasa gatalnya makin parah yaitu keringat. Bisa dipastikan tangan jadi aktif menggaruk. Hehe...

eksim basah pas lagi parah-parahnya

Berair parah dan perih disertai pansa

Dan hasilnya setelah kering, masalah gak selesai. Bekasnya yang hitam-hitam banyak di tangan maupun kaki bikin kesel. Tapi masih bersyukur udah kering gitu gatalnya.

Gatal mengering dan berbekas hitam

Nah,,,tiba-tiba badai datang lagi. Selang seminggu tiba-tiba lengan tangan, paha, dada dan leher timbul bintil-bintil merah terlihat seperti orang kena alergi. Dan itu gatalnya kebangetan dan gak kenal waktu. Pagi, siang malam selalu gatal. Kemunculan paring parah di lengan tangan atas. Gak seperti sebelumnya waktu eksim basah dan berair paling parah daerah jari. Tapi waktu itu beberapa jariku juga tiba-tiba ada bintil-bintil berisi air dan banyak seperti bruntusan. Bingung juga sebenarnya ini jenis gatal apalagi. Sama kaya yang kemarin atau enggak. Tapi dari yang aku amati jenisnya berbeda. Karena males berobat lagi, aku pakein aja salep “Skizon” lagi. Tapi kayaknya gak berkurang sama sekali gatalnya. Sampai akhirnya ibuku menyarankanku pergi ke dokter spesialis aja. Mengingat biar gak garuk-garuk terus sama biar gak ganggu nanti pas hari H pernikahan. Eh iya ceritanya aku bulan ini mau melangsungkan pernikahan, doain lancar yah kawan-kawan :D

 

Bintil bintil merah, hampir mirip seperti gigitan nyamuk

Tiga hari sebelum lebaran aku pergi ke dokter spesialis kulit. Dan diagnosa dokternya gini. Katanya kulit aku itu sensitif banget, kalau dilihat dari letak gatalnya, pemicuntya itu bukan karena alergi makanan, melainkan lingkungan luar. Sebelumnya ditanyain apa baru saja pindah rumah baru atau pindah kamar baru gak? Terus tidurnya masih dikasur yang sudah lama alias tua? Aku jawab iya. Nah dokternya langsung bilang, kasurnya di bakar ya terus beli yang baru, jangan yang dari kapuk, tapi dari busa atau spring bed saja. Dalam hati aku bilang, lah segampang itu ya pak beli kasur baru, hihihi...

Lalu katanya lagi, gatal kaya gini bisa sembuh dan bisa balik lagi kalau pemicunya seperti kasurmu yang sudah tua itu masih saja sama. Jadi harus jaga lingkungan dan pake perlindungan seperti memakai lengan panjang, kaos kaki dan masker jika di lingkungan luar yang kotor juga termasuk gigitan serangga. Seingatku dokter menyebut gatalku itu dengan istilah Dermatitis nomularis. Entah bener atau gak penyebutanku, hehe.. maklum, agak susah namanya.

Setelah selesai pemeriksaan aku menunggu lagi untuk mengambil obat yang diresepkan dokter tadi. Benarlah saja, dikasir mbak kasirnya menyebutkan Rp 275.000 untuk pembayarannya. Sama seperti perkiraan awal. Lumayanlah untuk 3 jenis obat dan satu buah salep khusus dari dokter yang saya terima. Tak kira masih dapat pelembab kulit khusus dan semacamnya untuk harga segitu, hihihi...

Namun alhamdulillah-nya, baru dua hari meminum obat dan memakai salep itu, Allah kasih saya harapan sembuh. Akhirnya gatalnya gak kerasa lagi, yang kemarin bintil merahnya masih pada berair sekarang sudah mulai kering dan berbekas hitam. Cuma saat pemakaian salepnya nyiksa banget sebenernya, soalnya rasanya panas dan gatal gitu. Tapi setelah pada kering gatalnya, saat dipakaikan salep gak kerasa gatal dan panas.

Untuk temen-temen yang juga punya masalah kulit yang sama bahkan jauh lebih parah dari saya, jangan lupa terus ikhtiyar dan yang penting sabar. Soalnya stress juga jadi pemicu makin parahnya semua penyakit, termasuk penyakit kulit yah. Jangan lupa jaga kebersihan diri dan lingkungan. Terus jangan lupa kurang-kurangin dosa yah, mungkin ujian ini adalah akibat beberapa dosa kita yang gak sadar kita lakukan. Allah Maha Pengampun dan Maha baik, jangan berhenti meminta ampun dan memohon kesembuhan.

:)

*Semoga Bermanfaat*