Minggu, September 16, 2018

Pernikahan si Juni dan si Juli (Part I)

     Pertengahan tahun 2018 ini, tepatnya di bulan Juni. Babak baru kehidupan si Juli akhirnya terlalui juga. Cita-citanya dulu yang ingin menikah di umur 24 tahun terwujud. Meski kalau dihitung lagi, dua minggu kemudian si Juli tepat berumur 25 tahun.  
       Yah,  kamu bisa anggap si Juli itu aku,  karena memang sebenarnya itu aku kawan.  Hahah... 
         Kira-kira kalian pengen aku bahas apanya dulu tentang pernikahan?  Bahagianya?  Deg-degan nya?  Meriahnya? Hehe 
Baiklah aku bahas yang indah-indah dulu biar yang jomblo termotivasi buat segera nikah sama pasangannya,  alias gak nunda-nunda hal baik. 
       Seperti yang kalian tahu ya,  di kebanyakan daerah di Indonesia ini kan banyak adat-adatnya.  Begitu juga dengan adat pernikahan, tentang pesta pernikahan dll ya.  Kalau mengikuti adat,  memang sangat bisa dipastikan budget menikah kalian akan selangit.  Gak ngikutin adat yang super ribet dan lengkap aja masih cukup besar ngabisin budget kita sebagai karyawan swasta terutama kawan.  Haha..  Eh malah curhat.
       Tapi untuk seumur hidup sekali bolehlah kita ngorbanin tabungan kita buat pernikahan impian kita.  Yang penting gak boros dan berlebihan,  serta mengerti batas kemampuan keuangan kita,  dan tidak memaksakan kemampuan keuangan kita ya. 
      Hari itu,  Jumat 29 Juni 2018. Sekitar 2 minggu setelah Hari Raya Idul Fitri,  masih di bulan syawal kami melangsungkan pernikahan.  Akad nikah kami sekitar jam 9 pagi bertempat di musola samping rumahku.  Alhamdulillah,  ayahku sendiri yang menikahkanku. Saat kedua tangan lelaki itu bertemu dan saling bersalaman, antara ayahku dan calon suamiku,  hatiku sudah mulai berdebar. 
     Aku mengkhawatirkan banyak hal, termasuk jika nanti calon suamiku salah mengucapkan ijab qobul setelah ayahku. Dalam hal ini calon suami menghafal ya,  meski bapak penghulu yang mendampingi tak melarang ia membaca. 
       Namun semua gambaran buruk dipikiranku buyar ketika dia mengucapkan ijab qobul dengan lancar,  dalam sekali tarikan nafas dan tanpa mengulang. Setelah itu pula air mata menyembul di bola mataku,  namun tak sempat jatuh karena berusaha aku tahan. 
    Yang aku pikirkan kala itu,  selesainya proses akad adalah tanda selesainya tugas ayahku membimbingku dan menjadi penanggung jawabku,  dan laki-laki disampingku sekarang adalah pengganti peran ayahku. Aku sekarang adalah istrinya dan aku harus menaatinya. 
    Laki-laki ini mengenalku, tapi pasti tak sebaik bagaimana orang tuaku mengenalku. Aku mengenalnya, tapi mungkin tak sebanyak keluarganya mengenalnya dirumah. Nanti jika ada yang tak aku ketahui darinya,  lalu menjadi sebuah masalah,  bisakah kami saling ikhlas menerima?  Terkadang pertanyaan itu sangat menakutkan.  Namun seiring berjalannya waktu kita pasti terbiasa.  Yang penting saling mengingat tanggung jawab dan peran masing-masing. 
   Seharian menjadi pengantin memang menyenangkan dan membahagiakan yang luar biasa.  Bisa bertemu keluarga jauh yang jarang sekali ketemu,  bisa ketemu buanyak teman-teman kita yang bahkan mungkin setahun sekali tak pernah kalian bisa lihat.  Para tamu dan teman yang mengajakmu foto beberapa kali cekrekan.  Hari itu kalian bisa merasakan bagaimana menjadi seorang artis,  menjadi pusat perhatian, disalami banyak orang dan diajak foto banyak orang.  Menyenangkan bukan?  ðŸ˜„😆
     Selain itu kalian juga akan banyak menerima banyak hadiah pernikahan. Sudah seperti ulang tahun saja ya...  ðŸ˜„
       Dan hari pertama pernikahan rasanya sungguh luar biasa bahagia.  Namun perasaanku berubah khawatir dan sedih yang tak karuan kala budhe dan pakdheku mengantarku kerumah mertua.  Sebagai simbol bahwa aku memang sudah menjadi hak suamiku secara adat. Ini karena adat didesaku begitu ya.  Acara resepsi pernikahan kami yang terpisah,  dan dilaksanakan dirumah masing-masing,  jadi aku perlu diantar kerumah suami ketika tamu undangan sudah mulai menghilang.  Tepatnya waktu itu adalah malam hari. 
      Diperjalanan itu aku begitu gugup dan begitu ingin pulang dan memeluk ayah dan ibuku. Padahal jika kalian tahu,  nanti beberapa hari setelah pernikahan,  ada adat yang namanya "Besanan".  Artinya nanti aku dan suami juga akan diantar kerumah orang tuaku oleh mertuaku untuk meminta izin supaya suamiku diterima di keluargaku juga. Waktu itu berselang dua hari setelah resepsi pernikahan. Namun rasanya ketika itu, aku seperti akan sangat merindukan ayah dan ibuku. 
     Well dibalik semua itu, kalian pasti merasa bahagia bukan?  Orang yang kalian cintai, percayai, dan harapkan mampu menemani seumur hidup kalian ada disampingmu dan sudah resmi berlabel halal untuk sebuah hubungan.  Yang genggamannya adalah milikmu seumur hidup, yang peluknya adalah nyamanmu seumur hidup,  dan senyumnya adalah aspirin terbaik seumur hidup.  
      Pasti semua orang akan membayangkan yang indah-indah bukan tentang sebuah pernikahan.  Apalagi awal-awal pernikahan.  Tentu akan ada banyak manisnya.  Bukan berarti tak ada sedikitpun pahit yang dirasakan.  Tetap ada,  meski kadarnya masih sedikit.  Tapi nikmatilah. Itu terasa lengkap dalam sebuah hubungan jika ada sedikit masalah yang mengguncang.  
      Nanti semakin lama pernikahan, akan semakin kompleks masalah yang akan dihadapi. Tapi tak perlu takut,  semua orang yang sudah menikah pasti mengalaminya. Cukup hadapi dengan sabar dan penuh pengertian. Dan yang paling penting,  menikah itu juga soal menanggalkan ego kalian yang selalu kalian dahulukan di kala lajang.  Karena ego adalah penyebab utama retaknya suatu hubungan. 
       Nikmati dan syukuri banyak-banyak jika kalian sudah menikah, yang mungkin baru sebulan,  setengah tahun,  bahkan yang sudah bertahun-tahun. Diluar sana banyak orang yang ingin menikah tapi tak bisa. Atau memang belum bisa karena belum dipertemukan jodohnya.  Jika kalian sudah menikah, terima dengan tulus bagaimanapun suami kita keadaannya.  Jangan suka tolah toleh rumput tetangga yang keliatannya lebih hijau.  Karena yang kita lihat tak selalu seperti kenyataannya. Maka cukup syukuri bagaimanapun jodoh  yang Allah berikan pada kita. Jika syukur tertanam di hati kita,  insyaallah semua akan terasa menenangkan dan membahagiakan. 😊💕
          

0 komentar:

Posting Komentar