Harapan
itu sesuatu yang benar-benar memiliki kekuatan ajaib. Ia mampu membuat manusia
bersemangat menjalani hidup. Namun terkadang ia mampu melemahkan dan
menumbangkan manusia itu sendiri. Ada yang bilang “gak usah berharap yang
muluk-muluk dalam hidup”. Tapi bukankah jika kita tak punya harapan kita tak
bisa hidup, tak ada semangat dalam menjalani hidup. Karena harapan itu sendiri
adalah bagian dari fitrah seorang manusia yang tak mungkin bisa ditinggalkan.
Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia yang tak memiliki harapan adalah manusia
yang mati, karena dengan harapan manusia akan bisa lebih berkembang menjadi
manusia yang lebih baik.
Tapi
tentu Tuhan telah memberi rambu-rambu pada kita tentang harapan. Dalam
kalam-Nya telah disebutkan bahwa kita manusia harus meletakkan harapan terbesar
kita pada-Nya. Berharap pada-Nya adalah perintah-Nya, sehingga jika kita
mendapat masalah atau ujian dan sudah mentok alias sudah susah ketemu jalan
keluar kita tak berputus asa karena kita masih punya Dia dzat Yang Maha Segala.
Dengan kita memiliki harapan berupa keyakinan Dia akan menolong kita, tentu
semua beban masalah akan terasa sedikit berkurang. Yang penting kita tak lupa
melakukan tiga hal agar harapan itu tak sekedar harapan kosong, yaitu berusaha,
berdo’a dan bertawakal atau berserah diri pada-Nya.
“Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan hidup dan
yang paling pahit ialah berharap pada manusia.”(Ali bin Abi Thalib)
Kutipan
tersebut sempat menampar keras saya, karena kenyataan yang pernah saya hadapi
benar seperti itu. Saya menyadari bahwa kekecewaan yang saya alami adalah
akibat dari hati yang masih menaruh harapan lebih besar pada manusia. Berharap
berlebih pada manusia adalah awal dari semua kekecewaan. Kita tentu tahu
bagaimana manusia, mereka punya hati yang mudah berubah. Hari ini mereka menyayangi
kita, bisa saja esok mereka mengabaikan bahkan membenci kita. Kita tak perlu
menggantungkan harapan besar pada mereka, secukupnya saja. Jangan pula terlalu
bergantung pada mereka, karena kapan saja mereka bisa pergi tanpa kita
bersiap-siap untuk ditinggalkan. Tentu sakit bukan jika mereka yang kita
harapkan menyayangi kita berubah jadi benci atau meningglkan kita. Tetapi jika
dari awal kita hanya menggantungkan harapan terbesar kita hanya pada Pencipta
kita, tentu tak ada kekecewaan yang begitu dalam. Semoga hati kita termasuk
hati yang selalu berharap pada-Nya, serta kita selalu dalam rahmat dan
ampunan-Nya.
~Semoga Bermanfaat~
0 komentar:
Posting Komentar