Namun kerlip hangat lampu kamar tetap ceria
Lalu mataku dan langit-langit kamar seakan beradu pandang, tanpa kedip
“Ku ingin kau menjadi istriku”
Lagu itu terdengar hangat di telingaku
Wajahnya lalu muncul di sela-sela gelap kerlip lampu
Aku tersenyum mengingat perjalanan ini
Di antara rinai hujan di malam hari
Dan matahari yang membakar siang itu
Lalu dua musim berlalu
Ia bukan lagi seperti pangeran berkuda putih
Namun laki-laki biasa dengan langkah kakinya yang tak pernah lelah berjalan
Ia sepertinya tau bagaimana cara merawat mawar
Tapi ia tetap berhati-hati dengan durinya
Bukan menggenggamnya, hanya ia peluk mesra
Melewati senja, meski mengering rasa menikmatinya
Berharap bisa menua berdua
Meski masih hanya sekedar bayangan semata
Namun rasa bahagia berdua mengalahkan semua resah yang ada
Lalu ku bisikkan pada Tuhan
Semoga ini selamanya
Oktober 2017
0 komentar:
Posting Komentar