Minggu, Januari 01, 2017

Catatan Pertama 2017

Malam menuju tahun baru ditandai dengan masuknya jam 00:00 tepat tanggal 1 Januari 2017 tahun ini. Para manusia gegap gempita berkumpul di tempat-tempat tertentu seperti alun-alun kota untuk merayakan masuknya tahun baru dengan melihat kembang api bersama. Bagi mereka mungkin itu adalah moment yang benar-benar menyenangkan untuk ditunggu dan disaksikan. Hal yang belum pernah aku lakukan, dan mungkin tak pernah ingin melakukannya. 

Aku tak terlalu suka keramaian. Yang aku takutkan adalah kesepian yang tiba-tiba menyesakkan dada diantara riuhnya semangat mereka. Apalagi merasa sendiri diantara riuhnya orang-orang yang aku kenal, aku merasa tak pernah terlihat disana. Entah kenapa moment seperti itu benar-benar cukup membuat trauma mentalku beberapa kali. 

Bagiku tahun baru hanya detikan waktu yang terkalkulasi menjadi satuan lain yaitu menit, jam, hari, bulan dan tahun. Hanya masalah angka di kalender yang sudah habis hitungan dan berganti selanjutnya. Terlalu berlebihan kadang untuk dirayakan. 

Beberapa orang bahkan sedih mengetahui bahwa tahun baru datang. Ada kalanya mereka merasa menyesal karena apa yang dicita-citakan di tahun sebelumnya belum sepenuhnya tercapai, bahkan mungkin tak satupun yang tercapai. Itu sesekali pasti mengganggu pikiran. 

Saat begitu banyak kesalahan yang aku lakukan di tahun sebelumnya, aku juga merasa begitu kesal dan ingin mengulang lagi. Namun ini bukan “take scene” dalam syuting sebuah drama yang bisa di ulang-ulang jika terjadi kesalahan. Sepertinya kita hanya perlu banyak memaafkan, terutama memaafkan diri sendiri agar kita tak berlarut-larut dalam penyesalan. 

Selanjutnya, kita harus punya resolusi baru di tahun berikutnya, dengan mengingat hikmah yg bs kita ambil di tahun sebelumnya. 

Tahun baru tak perlu di sambut dengan euforia berlebihan bagiku, tak perlu juga dengan kesedihan dan penyesalan tak berujung. Cukup syukuri hari ini, karena kita masih bisa mengubah hari ini dan masa selanjutnya. 

Pagi ini cukup cerah warna langitku. Sepertinya ia paham cara menyemangatiku, membuat moodku semakin baik, dan memberi banyak pikiran positif untukku. Oh Tuhan, terimakasih untuk hadiah langit yang cerah hari ini. Bolehkan aku begitu bahagia hari ini? Aku yakin Engkau tak kan membiarkanku sedih. 

Terima kasih Tuhan, untuk segala bahagia dan dan sedih yang selalu membuatku tak jadi lalai kepada-Mu terlalu lama. Rasanya kemarin begitu banyak kegagalan, kali ini ku mohon tuntun aku dekat dengan keberhasilan. Dan berhasilkanlah orang-orang yang tak pernah luput meminta-Mu untuk keberhasilannya. 


Selamat datang 2017...

Happy new year...
:)

0 komentar:

Posting Komentar