Sosok Abah yang aku kenal adalah
seorang laki-laki yang kuat, yang bertanggung jawab,yang jujur, yang penuh
kasih sayang kepada keluarga, yang suka membantu orang lain, dan banyak hal
baik lainnya. Dalam hidupku, beliau adalah salah satu sosok pria sejati yang
aku idolakan. Beliau begitu sabar membimbing anak-anaknya. Beliau juga sering
memberi teladan bagi anak-anaknya.
Abah adalah orang yang suka
berorganisasi, beliau juga ikhlas mengabdi pada pekerjaan utamanya. Yaitu
menjadi seorang guru swasta di sebuah MTs di desa tetangga kami tinggal. Aku
memang kurang tau pasti entah berapa lama beliau mengabdi disana. Tapi yang aku
tahu, beliau sejak jadi sarjana muda, beliau sudah mengajar disana. Dan sampai
sekarang beliau punya 3 orang anak yang sudah mulai dewasa-dewasa, beliau masih
tetap mengajar disana.
Kegiatan lain abah adalah menjadi seorang
ketua RT di desa kami tinggal. Beliau juga sekarang menjadi ketua pembangunan
mushola dekat rumah kami. Terus juga masih jadi ketua MWC NU cabang
kalinyamatan. Sering jadi ketua panitia kurban masjid, pernah juga jadi kepala
sekolah selama bertahun-tahun. Terus apa lagi ya,,,lupa nih. Kayaknya emang
udah banyak banget beliau mendapat amanat jadi ketua-ketua gitu. Meski begitu, hal itu tak membuat beliau
sombong, kadang malah membuatnya takut jika tak mampu mengemban amanat itu.
Tapi setelah dijalankan amanat itu, beliau yang aku lihat, selalu bertanggung
jawab dan bener-bener berjuang sepenuh hati. Ini nie sifat beliau yang paling
aku suka dan aku ingin tiru.
“ Di masa sekarang ini, susah
cari orang yang rela dan ikhlas berkorban dan berjuang dalam suatu organisasi
yang bergerak dalam bidang sosial dan non-profit.” Cerita panjang lebar tentang
organisasi yang pernah beliau ikuti mengalir malam itu. beliau juga sempat
mencontohkan pemuda atau pemudi di sekitar rumah kami yang masih aktif dan
gigih berjuang dalam organisasi kemasyarakatan. Memang kalau dibuat prosentase
hanya sekitar 2-3% pemuda yang masih aktif. Dan aku tidak termasuk di dalamnya.
Nah tiba-tiba malam ini aku terkejut dengan
perkataan beliau, “penerusku suatu saat nanti siapa?”. Mengetahui anak-anaknya tidak ada yang aktif
di organisasi kemasyarakat di sekitar. Aku sebagai anaknya merasa sangat malu
dan juga merasa sadar sekali, kalau aku kayaknya blum mampu kalau harus
meneruskan perjuangannya dalam hal-hal yang telah di lakukan. Aku juga
berfikir, mungkinkah kakak laki-lakiku yang sekarang sudah cukup dewasa juga
mampu meneruskan perjuangan beliau? Yang aku tahu, kakakku itu kurang punya
passion dan kemampuan seperti memimpin gitu. Bukan bermaksud merendahkan,
hehe... Tapi aku mencoba berprasangka
positif saja, sepertinya semakin bertambahnya umurnya, semakin dia sadar akan
tanggung jawabnya sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga.
Semoga kakaku mampu meneruskan
perjuangan beliau. Sekarang saja kakakku sedikit akan mengikuti jejak abah.
Karena sekarang kakakku kuliah jurusan pendidikan, dan insyaallah besok bakal
jadi guru. Dia juga bekerja di Mts yang sama dimana abah mengajar. Ku yakin ada
bibit-bibit kepemimpinan yang menurun di dalam diri kakak laki-lakiku.
Nyatanya, dia sering melakukan
hal-hal yang memperlihatkan kalau dia sedang melindungi adik-adiknya. Aku
kadang terharu melihat sikapnya itu. hehe....
Suatu saat nanti ketika abah tak
bisa lagi ada bersama kami, aku berharap kakak laki-lakiku kan mampu menjadi
pemimpin di keluargaku, menjadi pelindung dan penjaga keluarga kami, dan mampu
meneruskan hal-hal baik yang telah diperjuangkan abah...
0 komentar:
Posting Komentar