Minggu, September 28, 2014

Apa Mereka Harus Setegar "Hana"

Mungkin kamu yang membaca judul ini merasa aneh. Atau mungkin juga sudah bisa menebak kenapa saya memilih nama "Hana". Iya benar, Hana yang saya maksud adalah karakter "Hana" dalam sinetron Catatan Hati Seorang Istri (diangkat dari novel berjudul sama karya Asma Nadia). Saya sempat mengikuti jalan cerita sinetron ini, sampai akhirnya saya memutuskan untuk tak menontonnya lagi karena ceritanya semakin rumit.


Hebat memang karakter Hana ini di awal-awal cerita. Ketika dia mampu tegar menghadapi penghianatan dari orang yang sangat ia cintai, yaitu suaminya. Dan disisi lain dia harus bertahan demi anaknya yang masih kecil. Sakit, kecewa dan entahlah yang pasti sangat sedih perasaannya.
 
Namun saya tak akan menceritakan panjang lebar jalan cerita sinetron ini. Saya mau mengangkat tema yang sama memang, tentang penghianatan seorang suami. Dan hal ini terjadi pada temanku sendiri yang saya kenal, meski bukan sahabat dekat.

Katanya sejak ia hamil, suaminya telah melakukan perselingkuhan. Entah apa yang ada di dalam benak suaminya hingga tega menyakiti istrinya disaat dia mengandung darah dagingya sendiri. Dan hingga pada akhirnya anaknya tersebut jadi korban. Saat lahir ternyata bayi mereka cacat. Astaghfirullah...

Sungguh aku tak bisa membayangkan sedihnya seorang ibu ketika harus melihat anaknya lahir dengan kekurangan. Pasti ada perasaan bersalah dalam hatinya, kenapa dia tak mampu menjaga anaknya sendiri. Dia pasti sedih menatap masa depan anaknya kelak, membayangkan yang buruk-buruk di masa depannya. Namun dia harus tegar demi anaknya. Iya, mungkin dia harus setegar "Hana" di sinetron itu.

Tak berakhir disini, setelah anaknya lahirpun suaminya ketahuan berselingkuh lagi. Masyaallah, hati wanita mana yang tak hancur lebur hatinya menerima kenyataan itu. Lantas apa yang bisa wanita lakukan?
Sabar dan tegar menghadapinya. Terlihat sederhana namun tak sesederhana ketika dilakukan.

Aku sempat teringat dengan kata-kata dalam sinetron itu, "Apakah semua suami pernah menodai cinta suci istrinya?" Aku sangat tertarik dengan jawaban dari pertanyaan itu. Namun entah aku tak bisa menemukan jawabannya. Namun melihat banyak fenomena perselingkuhan disekitarku, hati mulai takut dan gelisah. Apakah masih ada laki-laki yang benar-benar setia?
satu sisi aku menjawab iya, namun sisi hati yang lain masih meragukannya. Aku yang hanya hamba-Nya yang lemah tentu hanya bisa memohon pada-Nya agar diberikan suami yang setia.

Aku hanya bisa mendo'akan wanita-wanita diluar sana yang memiliki masalah yang sama yaitu penhianatan dari suami, agar dimudahkan dalam menyelesaikannya. Serta ditunjukan jalan terbaik untuknya, anaknya dan suaminya tersebut. Untkmu, tetaplah tegar, mintalah kekuatan pada Allah...
Aku memang tak pernah merasakan lukamu, namun aku mampu merasakan yang kau rasakan, karena aku juga seorang wanita. Aku disini akan selalu mendukungmu. Jangan pernah lelah untuk tegar dan bersabar....
Yakinlah Allah selalu ada untukmu....
Sahabatmu, ya seorang wanita...
:)

0 komentar:

Posting Komentar