Senin, Mei 09, 2016

Oke, I'm Quit!

Hari ini tiba-tiba ingin ku teriakan kata itu dengan keras di tempat kerja. Wajahku yang masih terlihat sayu dan tak terlihat seperti biasa dengan senyum yang berat untuk ku lukis di bibirku begitu menambah berat hari ini. Badan ini yang belum sembuh benar dari sakit beberapa hari ini begitu menambah berat beban yang ku rasa hari ini. Saya tahu tak ada pekerjaan yang mudah, semua butuh perjuangan. Dan akan selalu ada masalah yang kita hadapi di tempat kita bekerja.

Begitu banyak transaksi hari ini, ada beberapa perjanjian yang harus aku buat hari ini. Perlahan, sabar dan sambil menata fokusku meski berkali-kali pikiranku meloncat-loncat ke tempat lain aku berusaha menangkapnya kembali ke tempatku berada. Perlahan mulai selesai, jam makan siang mulai masuk. Namun seperti biasa aku belum mendapatkan waktu istirahatku.
Hujan lebat menyelimuti siang ini. Untuk keluar aku semakin merasa tak ingin. Tiba-tiba pesan singkat dari saudaraku masuk ke HP ku, dia bilang umi menitipkan jas hujan dan makan siang untukku dan dia akan segera mengantarkannya ke kantorku. Lagi...aku teringat umi dan hampir menangis. Ada jutaan rasa bersalah dan sayang yang tak pernah bisa aku ungkapkan langsung padanya.

Beberapa menit kemudian kiriman itu sampai ke kantorku. Sadar perutku terasa begitu lapar, aku segera melahapnya. Meski rasanya tak se lezat yang aku bayangkan. Beberapa suapan perutku terasa sakit, makanannya terasa hambar dan sesekali ingin mual. Aku sadar, ini pasti efek sakit yang masih bersarang di badan. Namun kucoba habiskan dengan susah payah demi umi yang sudah susah payah memberi ini.

Saat itu aku mendapat pemberitahuan akan ada meeting pukul 3 sore di kantor pusat  yang letaknya jauh dari kantor yang saya tempati saat ini. Perjalanannya sekitar 25-30 menit. Aku tahu, aku malas, selain itu aku juga lemas. Ah...badan ini masih ingin istirahat Tuhan...
Transaksi yang begitu banyak hari ini membuat kantor belum bisa tutup sebelum jam 3. Dan salahnya saya tak mengkonfirmasikan hal itu lebih awal. Aku mulai menyalahkan, kenapa karyawan lain yang ada disini tak mau melakukannya, kenapa harus aku. Ah...aku mulai menyalahkan lagi. Kata-kata yang tak di harapkan akhirnya tertulis di grup perusahaan kami, saya tahu sang pemimpin sedang marah.

Dengan lesu aku lanjutkan transaksi dan laporan keuangan yang masih belum clear karena terjadi selisih. Sampai akhir aku belum menemukannya juga. Meski akhirnya ku buat laporan apa ada nya dan akan ku cari tahu besok apa yang salah.

Setelah kantor terkunci, aku masih diluar. Waktu menunjukan pukul 16:15, dengan duduk di atas motorku dan memegang Hp, tapi pikiranku kemana-mana. Di dalam otakku aku berkata "Oke, " I'm quit. Ini bukan pekerjaan impianku, aku belum bisa mencintai pekerjaan ini. Tak mungkinkah aku mendapatkan pekerjaan impianku?Tapi orang tua mengharapkan kamu tetap disini. Bagaimana bisa kamu akan pergi? Ya aku bisa, asal kamu bisa membuktikan kalau kamu bisa. Hey...kamu hanya butuh keberanian untuk melangkah. Atau memang kamu orang yang terlalu muluk-muluk dalam mimpi dan harapan hingga tak mensyukuri apa yang kamu jalani sekarang. Beberapa orang akhirnya akan ada yang tak menyukai apa yang kamu lakukan, begitu juga sebaliknya. Tentukan jalanmu sekarang, jangan ikuti nafsumu tapi ikuti hati nuranimu. Jangan lupa minta petunjuk-Nya."

Seperti sebuah peperangan pendapat di sore hari di dalam otakku yang tak usai jua. Aku mulai sadar dari lamunan ku dan mulai menyalakan motor matic ku untuk pulang. Wah...ini jam-jam padat pulang kerja, menyebrang jalan begitu susahnya. Tapi awas gak boleh ngelamun ya kalau lagi nyebrang jalan, aku fokuskan pandanganku sefokus-fokusnya agar bisa menyebrang dengan aman. Dan akhirnya bisa.

Ini sedikit cerita, juga sedikit keluhan sebenarnya. Dari saya yang tak mampu mengeluhkan ini pada siapapun di sekitarku. Hanya bisa kepada Tuhan dan meredamnya lewat tulisan. Saya merasa saya juga manusia yang bisa merasa marah, sedih, dan kecewa. Juga masih bisa menangis, karena itu kadang saya juga menulis hal-hal penuh kekecewaan seperti ini. Jika aku berlebihan lagi, mohon ingatkan saya. Jika kamu berbaik hati, tolong doakan saya agar saya bisa lebih bersabar.
Terimakasih sudah membaca 

0 komentar:

Posting Komentar