Sabtu, Desember 19, 2015

Kutipan Buku “Tabayyun Cinta”



Buku “ Tabayun cinta” ini sebenarnya judul lengkapnya adalah “Tabayun Cinta. Duhai Kekasih Hati Temukan Aku dalam Istikharahmu”, Karya Ahmad Mufid A.R. Yang diterbitkan oleh Penerbit Lafal Indonesia (Yogyakarta) pada tahun 2014.

Cukup panjang ya, dari judulnya tentu kalian sudah sedikit banyak tahu apa yang akan di bahas di dalam buku ini. Yap benar, buku ini akan menceritakan bagaimana cara menemukan jodoh lewat solat istikharah. Di dalam buku ini di bahas lengkap tentang sholat istikharah, etika beristikharah, cara mementukan pilihan, memahami hasil istikharah, manfaat dan kunci istikharah, serta ada tambahan yang cukup unik yaitu tentang memahami cinta lewat sudut pandang penulis.

Berikut saya akan menuliskan kutipan-kutipan favorit saya dari buku ini, silakan disimak:

“Temukan aku dalam istikharahmu, jika engkau menginginkan aku jadi cintamu. Cinta yang tidak membuatmu mencintai karena kebaikan, dan tidak membuatmu membenci karena keburukan. Cinta yang akan mengingatkanmu, “Cinta bukan sekedar ucapan, apalagi manis sebuah rayuan, cinta adalah sebuah jalinan kehidupan, cinta adalah hati dan perasaaan. Meski tiada sering bersama, meski tiada lagi bertemu, meski tiada akan berkunjung, meski telah pergi untuk selamanya.”



“Temukan aku dalam istikharahmu, jika engkau menginginkan aku menjadi kekasihmu. Kekasih yang akan mengasihimu, menyayangimu, dan mencintaimu. Kekasih yang tak pernah lelah berdoa agar Allah selalu menjaga hatiku untuk tetap setia padamu. Kekasih yang akan mengingatkanmu, “Jika dirimu masih mempunyai hasrat untuk memilikiku, ataupun rasa agar aku memilikimu. Maka sesungguhnya engkau tidak mencintaiku, melainkan menafsuiku.”



“Temukan aku dalam istikharahmu, jika engkau menginginkan aku menjadi pendampingmu. Pendamping yang akan menemanimu, melayanimu, menghormatimu, dan memuliakan dirimu. Pendamping yang engkau tak perlu risau dan resah karena harus memenuhi ragam permintaanku. Pendamping yang dengan kerendahan hati akan mengingatkanmu, “Setiap pembukaan pasti ada penutupan, ada hidup dan ada mati. Diantara pembukaan dan penutupan, yang terpenting adalah isi. Demikian pula diantara hidup dan mati.”



“Temukan aku dalam istikharahmu, jika engkau menginginkan aku menjadi pilihanmu. Pilihan yang tidak akan membuatmu menyesal, kecewa, atau terluka. Pilihan yang akan mengingatkanmu, “Cinta yang terlahir dari cinta akan berjalan dengan sendirinya, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuknya. Dirinya hanya akan menjalani sesuai dengan kekuatan yang dimiliki, tidak berlebihan atau memaksakan perasaan.”



“Temukan aku dalam istikharahmu, jika engkau menginginkan aku menjadi rindumu. Rindu yang akan membimbingmu menuju kelembutan kalbu. Rindu yang akan mengingatkanmu, “Janganlah mengira engkau dapat menentukan arah jalannya cinta. Sebab bila ia telah memilihmu, dialah yang akan menentukan kemana perjalanan hidupmu.”



“Kita tak akan bisa mencintai orang lain sebagaimana diri kita sendiri jika kita masih merasa lebih mulia. Kita tidak akan menahan emosi kalau kita masih merasa lebih suci. Kita tak akan bisa menerima kebenaran jika dalam diri kita terpendam kesombongan. Kita tak akan bisa konsisten dalam kejujuran bila dalam diri kita terpampang kemunafikan. Dan kita tidak akan bisa menanggalkan kedengkian jika dalam diri kita kuat terukir keserakahan.”



Kalau cinta mensyaratkan kata, habislah kata-kata anda.

Kalau cinta mensyaratkan harta, habislah kekayaan anda.
Untunglah ia bernama cinta, yang tak pernah mengharap apa-apa.

*Semoga Bermanfaat*

0 komentar:

Posting Komentar