Pagi ini abah mengajakku berziarah ke makam beberapa keluarga dan saudara yang sudah meninggal. Kegiatan ziarah ini rutin dilakukan sebelum masuk bulan Ramadhan. Pagi masih terlihat petang, udara dingin dan sejuk masih terasa menerpa kulit pipiku. Kali ini aku Cuma berdua dengan abah, adikku tidak bisa ikut dikarenakan sedang menstruasi dan tidak memungkinkan membaca bacaan al-qur'an. Kami yang biasanya berjalan kaki menuju makam, karena kami Cuma berdua, abah memboncengkan aku dengan motor.
Saat perjalanan, meski sangat singkat dan hanya sekitar 5 menit aku begitu menikmati udara pagi ini, sejuk dan dingin. Seperti sebuah rasa rindu pada pagi yang lama tak pernah benar-benar bisa kunikmati. Jilbab ku yang kena terpa angin terkadang membuatku merasa cantik seketika, seperti sedang membayangkan aku sedang bermain film sebagai tokoh utama wanita yang berjilbab dan pada sebuah moment jilbabku sedikit terbang saat terkena angin. Hehe...
Setelah sampai di makam, kami menuju makam pertama dan langsung membaca surat Yasin dan tahlil. Tak lupa abah menaburkan bunga ke makam yang kami doakan sambil menanyaiku seperti tahun-tahun sebelumnya, “inget ini makamnya siapa? Ini makamnya mbah ikhsan, bapaknya abah”. Aku mengangguk sambil sedikit mengulas senyum dan berusaha mengingat makam ini dan menyimpannya ke memori otakku. Memang sedikit susah mengingat letak makam yang batu nisannya tak tertera nama, setiap tahun makam semakin padat. Dan aku berziarah ke makam mungkin hanya setahun sekali. Ya karena aku wanita, yang tak dibiasakan ziarah ke makam setiap minggu sekali, berbeda dengan abah yang hampir setiap Jumat pagi berziarah ke makam sanak saudara.
Setelah selesai berpindah ketiga makam yang letaknya tak saling berdekatan meski masih dalam satu tempat pemakaman, kami beranjak dan abah ternyata mengajakku sarapan di warung nasi sederhana. Di perjalanan aku sedikit banyak memikirkanmu abah. Aku merasa aku tetap anakmu yang selalu ingin di manja. Sejauh apapun aku sering pergi sendirian dengan motorku, saat aku dibonceng olehmu, aku merasa jadi anak kecil kembali yang ingin merengek di depanmu meminta ini itu. Aku ingat dulu saat aku masih di bangku SD, ketika aku bisa mendapatkan rangking 3 besar di kelas, kau akan memberiku hadiah dengan mengajakku ke departemen store yang besar dan aku bisa melihat banyak mainan, dan membeli jajan favorite ku dulu yaitu “Nyam-Nyam” dan “Tini wini bittie” meski tak semua yang aku inginkan kau turuti. Dan karena hal itu juga aku selalu rajin belajar dan ingin mendapat rangking 3 besar di kelas. Agar setiap tahun aku bisa mendapat hadiah itu. Dan semangat itu tetap terbawa sampai aku masuk bangku SMP, meski hadiah itu tak pernah lagi ada. Tapi setiap kali aku bisa menadapat rangking 3 besar di kelas, aku merasa abah pasti senang.
Abah, kau adalah cinta pertama anak perempuanmu, yaitu aku. Engkau laki-laki yang begitu gagah dan sabar berjuang dalam membahagiakan keluargamu. Pemimpin dalam rumah kecil ini, dan tetap hangat dalam menunjukan kasih sayangmu pada kami. Aku benar-benar jatuh cinta pada sosokmu. Aku yakin, semua anak perempuan di dunia ini begitu mengharapkan laki-laki yang akan menikahinya nanti bisa seperti sosok ayah mereka. Aku juga terkadang sangat berharap dan ingin sekali memiliki sosok seperti abah suatu hari nanti, aku ingin anak-anakku kelak bangga memiliki ayah sepertinya.
Ya Allah, cintai umi dan abahku. Mereka adalah dua orang yang paling berharga di dekatku. Aku memang selalu Kelu kalau harus mengucapkan rasa sayangku pada mereka secara langsung, tapi semoga segala doa yang ku lantunkan untuk mereka selalu membawa mereka pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin...
#Ini dari anak perempuanmu yang terkadang masih cengeng, Love you abah :-*
Sabtu, Juni 04, 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar