Sabtu, Maret 08, 2014

Kepergian sang Pangeran Bercelana Putih bersambut Pelangi yang memudar

Apa mungkin terlalu berlebihan jika aku menyebutnya pangeran, untuk dia orang yang aku suka. Banyak wanita yang menyebut laki-laki idaman mereka dengan kata “pangeran”. Aku juga cukup senang dengan sebutan itu.
Kenapa bercelana putih? Karena aku pertama kali melihatnya lagi setelah hampir 3 tahun tidak bertemu, dia mengenakan celana putih, yang menurutku sangat manis untuknya jika dipadu dengan kulitnya yang bersih itu.
Aku mulai mengaguminya, bukan dari kulitnya yang bersih itu, tapi tutur katanya yang sopan, akhlaqnya yang baik juga Kepandaiannya dalam ilmu agamanya yang membuat aku semakin suka. Dia pernah belajar di pondok pesantren. Entah mengapa aku dulu pernah berharap bisa menjalin hubungan spesial dengan anak ponpes.
Mungkin jika diceritakan, akhir ceritanya itu mengambang. Dia seperti hilang begitu saja. Seperti memang sedang pergi menjauhiku. Akupun sering bertanya-tanya, apa yang salah denganku. Dia tak penah lagi menyapaku maupun menghubungiku. Aku cukup kecewa dan bersedih akan kepergiannya.
Namun setelah sekian lama kepergiannya, ada pelangi yang mulai muncul menghiasi hidupku. Aku merasa cukup bisa bangkit karena kehadirannya. Dan menurutku bukan hal biasa melihat pelangi itu, Saat di mana harus melewati hujan dan menunggu sinar matahari bersinar kembali, dan tepat berada pada  sudut 40 derajat, aku bisa melihatnya. Aku sangat menyukai kombinasi warnanya, yang kebanyakan orang menyebutnya “Mejikuhibiniu”. Sungguh indah Ciptaan dan Kuasa Tuhan tersebut. Itu penggambaran ilmiahnya, namun lebih sulit menggambarkan sosok “pelangi” yang aku kenal.
Aku mulai suka pada pelangi saat mengenal sosok itu, entah kenapa aku suka menyebutnya Pelangi. Pelangi adalah salah satu ciptaan Tuhan yang indah, begitu juga dengan dirinya yang aku sebut pelangi di hidupku.
Seperti halnya pelangi yang tampak di langit yang pernah aku lihat, pelangi itu kemunculannya tak terduga dan hilangnyapun cukup cepat bagiku yang senang sekali menikmati keindahannya. Begitu juga dengan sosok itu, dia sekarang adalah seperti pelangi yang mulai pudar dan akan hilang.
Selamat tinggal pelangi... semoga di lain hari aku bisa melihatmu kembali.

Dan biarlah kepergian Sang pangeran bercelana putih itu pudar beriringan dengan pudarnya pelangi.

0 komentar:

Posting Komentar