Kenapa bercelana putih? Karena aku pertama kali melihatnya lagi setelah
hampir 3 tahun tidak bertemu, dia mengenakan celana putih, yang menurutku
sangat manis untuknya jika dipadu dengan kulitnya yang bersih itu.
Aku mulai mengaguminya, bukan dari kulitnya yang bersih itu, tapi tutur
katanya yang sopan, akhlaqnya yang baik juga Kepandaiannya dalam ilmu agamanya
yang membuat aku semakin suka. Dia pernah belajar di pondok pesantren. Entah
mengapa aku dulu pernah berharap bisa menjalin hubungan spesial dengan anak
ponpes.
Mungkin jika diceritakan, akhir ceritanya itu mengambang. Dia seperti
hilang begitu saja. Seperti memang sedang pergi menjauhiku. Akupun sering
bertanya-tanya, apa yang salah denganku. Dia tak penah lagi menyapaku maupun
menghubungiku. Aku cukup kecewa dan bersedih akan kepergiannya.
Namun setelah sekian lama kepergiannya, ada pelangi yang mulai muncul menghiasi
hidupku. Aku merasa cukup bisa bangkit karena kehadirannya. Dan menurutku bukan
hal biasa melihat pelangi itu, Saat di mana harus melewati hujan dan menunggu
sinar matahari bersinar kembali, dan tepat berada pada sudut 40 derajat, aku bisa melihatnya. Aku sangat menyukai kombinasi
warnanya, yang kebanyakan orang menyebutnya “Mejikuhibiniu”. Sungguh indah
Ciptaan dan Kuasa Tuhan tersebut. Itu penggambaran ilmiahnya, namun lebih sulit
menggambarkan sosok “pelangi” yang aku kenal.
Aku
mulai suka pada pelangi saat mengenal sosok itu, entah kenapa aku suka menyebutnya Pelangi. Pelangi adalah salah satu ciptaan Tuhan yang indah,
begitu juga dengan dirinya yang aku sebut pelangi di hidupku.
Seperti halnya pelangi yang tampak di langit yang pernah aku lihat, pelangi
itu kemunculannya tak terduga dan hilangnyapun cukup cepat bagiku yang senang
sekali menikmati keindahannya. Begitu juga dengan sosok itu, dia sekarang
adalah seperti pelangi yang mulai pudar dan akan hilang.
Selamat tinggal pelangi... semoga di lain hari aku bisa melihatmu kembali.
Dan biarlah kepergian Sang pangeran bercelana putih itu pudar beriringan
dengan pudarnya pelangi.
0 komentar:
Posting Komentar