Kau selalu perhatikanku di balik
senyum rembulan
Kau bersinar bersama ribuan
bintang di malamku,
Namun aku tak melihat yang mana
sinarmu
Kata-katamu penuh makna mendalam
Namun aku hanya orang awam,
Saat hatiku kelabu, kau tersenyum
padaku
Saat aku mulai merasa damai,
Kau bagai selipkan duri di
lembutnya hati
Langit yang cerah serasa tak
seirama dengan pikiranku
Kau mulai temaram dalam hatiku
disaat itu
Seakan semua keindahanmu tak
terlintas lagi di benakku
Aku menangis, aku kecewa
Namun kau terlihat tak peduli
Kau tetap berdiri dengan semua
kebijakanmu
Menasehatiku seperti orang tua
yang sayang putrinya
Semua perasaan buruk tentangmu
memburu benakku
Mengoyak hati yang menyayangimu
Seakan memaksa rasa itu segera
musnah
Aku diburu oleh ketakutan, dia
hadir bersama kekhawatiran
Semua perasaan berkumpul dalam
dada
Penuh sesak serasa berat tuk
bernafas
Aku mulai lelah, mungkin aku
akan menyerah
Kau yang ku tahu indah,
namun tiba-tiba berubah
Kau tak suka ku menyerah
Namun kau tetap pasrah
Kau mulai berkata berusaha menjelaskan,
entah mengapa ada dekapan katamu
entah mengapa ada dekapan katamu
Yang kuat dalam hatiku dan membuatku melihat
sebuah pengakuan
Membuka hatiku yang pernah seakan
tertutup untukmu
Air mata tak bisa berhenti
menetes
Namun langkah kakiku tak mungkin
bisa tetap disini
Aku ingat, jarak ini harus
tercipta lagi
Sampai takdir memberi jawaban
tentangmu
Apakah aku tak mengerti?
Atau memang aku belum mengerti?
Maafkan aku yang belum
sepenuhnya mengerti
Hingga kecewa hati belum mampu
ku hindari
*untukmu "pelangi", maafkan aku"
0 komentar:
Posting Komentar