Sabtu, Maret 26, 2016

Anehnya Rasa

Kau tahu apa yang di katakan hatimu, kau sadar, namun terkadang memang kau harus menafikannya, menganggapnya tak pernah ada.Bahkan meski setiap detik ia selalu mengganggumu, kamu tetap menahannya hanya karena kau tak mau percaya dengan apa yang di rasa hati atau keadaan memaksamu untuk tak mempercayainya.

Terkadang aku pun begitu. Aku mencintai langit, kau tahu akibatnya? Aku hanya bisa memandangi dari bawah betapa indahnya dia tanpa mampu menyentuh atau bersua dengannya. Tapi bagiku langit adalah hal paling indah, dimanapun aku berpijak di bumi ini, aku tetap bisa melihat langit. Aku masih bisa merasakan apa yang langit gambarkan. 
 Berlebihan, itu kata mereka. Aku tak peduli, terkadang aku hanya raga yang terkapar tak punya tenaga karna remuknya hati. Tetapi setelah pernah diremukkan, di lain waktu ia malah lebih kuat menghadapi kejamnya hati yang lain, atau terkadang harapan indahku yang begitu tinggi pupus begitu saja. Namun kau tahu, hatiku semakin hari semakin menguat saat ia telah memutuskan bangkit. 

Aku terkadang heran, bagaimana aku pernah menyimpan perasaan sedalam itu untukmu. Meski tak mampu sekedar menanyai kabarmu, bagaimana harimu, atau mengucap selamat tidur sebagai pengantar tidurmu, perasaanku terus bertambah besar semakin hari. Meski harus tertawan di ruang rindu setiap waktu, atau harus membiarkan air mata mengharu dan terus membanjiri tebing pipiku, aku tetap hanya memikirkanmu,  tetap menginginkanmu ada di sisiku, tetap ingin kau jadi bagian diriku meski di sisi lain ku tau semakin aku melakukan itu semakin dalam juga aku menikamkan belati di hatiku.

Itu hebatnya orang-orang seperti aku. Bertahan walau tak pernah tau kapan akan usai penantianku padamu, membuang-buang waktu berhargaku hanya untuk menungguimu yang bahkan tak pernah mau lagi melihatku, sementara pandanganku tak pernah lepas darimu. Tentu aku tak pernah meminta perasaan ini ada pada diriku, mungkin memang Tuhan sedang mengajari aku bersabar dalam luka sebelum menemukan dia yang benar-benar Tuhan takdirkan untukku.

Belajar dari rasa itu, aku takkan lagi membiarkan perasaanku terlalu besar pada seseorang yang belum pasti kan bersanding denganku di mahligai rumah tangga nanti. Aku mengerti sekarang kenapa Tuhan kirimkan engkau dan perasaan terdalam ku padamu. 
Jika sesekali aku mengingatmu, aku akan tersenyum dan bersyukur aku telah menjadi sosok yang lebih baru sekarang, meski pernah menjadi sangat aneh dengan segala perasaan cintaku yang terlanjur dalam. 




0 komentar:

Posting Komentar